Rabu, 30 November 2011

Surat dari bumi ke bulan

Dear Bulan,

Mungkin kita baru kenal 3 atau 5 malam yang lalu,
Tapi senyummu sungguh mempesona diriku saat purnama itu,
Saat peristiwa besar yang dinanti, disaat dirimu pantulkan cahaya cinta tepat pada inti hatiku,
Sebuah perasaan timbul dari dalam diriku, seperti tenaga endogen mendobrak dari jiwaku.

Mungkin kita baru kenal 3 atau 5 malam yang lalu,
Tapi mengapa aku selalu ingin dekat denganmu
Ingin dekat dan mengorbit pada hatimu,
Berjalan selaras dengan gaya gravitasi dan gaya sentripetalmu.

Mungkin kita baru kenal 3 atau 5 malam yang lalu,
Paras cantikmu tak pernah lepas saat kita bertemu,
Tak jua pernah kau ungkap sisi sedihmu,
Mungkin karna kala rotasi dan revolusimu yang sama, yang membuat wajah indah purnamamu yang selalu tampak padaku,
Tak ada yang tahu sisi dirimu yang lain, selain dirimu sendiri.

Mungkin kita baru kenal 3 atau 5 malam yang lalu,
Langit hatiku terasa sepi tanpa hadirmu, Bulan
Cahaya bintang tak mampu tandingi keindahanmu,
Jangan kau redupkan sinarmu, karna itu juga akan meredupkan hatiku.

Mungkin kita baru kenal 3 atau 5 malam yang lalu,
Kumohon jangan jauh dariku,
Janganlah biarkan gaya gravitasimu melemah dan kau lepas dariku,
Bila itu terjadi kau hanya akan hancurkan tata surya dalam hatiku ini.

Mungkin kita baru kenal 3 atau 5 malam yang lalu,
Ijinkan aku menjadi satelitmu,
Jadilah "CINCIN" hatiku,
Yang terus melingkari bagai cincin indah saturnus,
Dan partikel es-mu yang selalu dinginkan hatiku.

DA.K.38

Senin, 28 November 2011

Istiwa A’dhom untuk Meluruskan Arah Kiblat


Jika kita amati sepanjang tahun, maka kita akan mendapati gerak semu tahunan matahari. Dikatakan gerakan semu tahunan matahari karena matahari "Seakan-akan" bergerak dari katulistiwa, ke utara hingga deklinasi 23,5°, ke katulistiwa, ke selatan hingga deklinasi -23,5° dan kembali ke posisi awal selama waktu setahun.

Akibat gerakan ini pula matahari akan tepat berada diatas suatu daerah tertentu pada waktu tertentu. Salah satunya adalah ka’bah yang akan disinggahi matahari sebanyak 2 kali setiap tahunnya, yaitu pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli. Peristiwa dimana matahari berada tepat diatas Ka’bah ini dinamakan Istiwa A’dhom.

Nah, karena matahari berada tepat di atas ka’bah maka semua bayangan benda tegak tentu saja akan mengarah pada Ka’bah. Jadi, kita dapat memanfaatkan peristiwa ini untuk mengoreksi arah kiblat pada masjid, mushola, surau bahkan rumah kita sendiri.

Miranda yang Hancur Lebur

Miranda bukan merupakan satelit terbesar Uranus. Namun ia adalah satelit yang dapat diamati pada jarak dekat oleh Voyager 2 di bulan Januari 1986. Mereka bukannya menginginkan untuk mendekati Miranda, tetapi hal ini terpaksa dilakukan untuk mendapat dorongan yang cukup untuk pergi mendekati Neptunus.

Resolusi dimana satelit lebih besar diambil gambarnya adalah sekitar 2 sampai 3 kilometer (1,2-1,9 mil). Di sisi lain, rincian urutan beberapa ratus meter dapat dilihat pada Miranda. Untungnya, Miranda ternyata menjadi yang paling luar biasa dari semua satelit.

Beberapa bulan baru juga ditemukan, tapi yang paling mengejutkan ialah permukaan Miranda yang hancur lebur. Tidak seperti apapun yang ada di tata surya ini, Miranda terdiri dari patahan ngarai sedalam 20 kilometer (12 mil), lapisan bertingkat dan campuran permukaan tua dan muda. Daerah muda mungkin telah diproduksi oleh diferensiasi bulan yang tidak lengkap, proses di mana upwelling dari bahan yang lebih ringan muncul di wilayah terbatas.

Para ilmuwan percaya bahwa Miranda mungkin telah hancur sebanyak lima kali selama evolusinya. Mengingat ukuran kecil Miranda dan suhu rendah (-187 ° C atau -335 ° F), derajat dan keragaman aktivitas tektonik di bulan ini telah mengejutkan para ilmuwan. Hal ini diyakini bahwa sumber panas tambahan seperti pemanasan pasang surut yang disebabkan oleh tarikan gravitasi Uranus juga mengambil andil. Penampilan Miranda memang dapat dijelaskan oleh teori, tetapi alasan sebenarnya masih belum diketahui.

Sumber : http://www.kalenderastronomi.com

Tak Ada Draconids, Orionids pun Jadi

Rasi Orion

Dear, Badai Meteor Draconids 

Taukah kamu? Semalam tadi aku menangis, menantimu, menunggumu .. 


Hiks hiks, mimin lagi galau nih, abis kita yang di Indonesia ga bisa ngamat puncak badai meteor Draconids, padahal mimin udah ngarep banget, sampe dibelain pulang kampung malah ..

Draconids, kau benar-benar pemberi alamat harapan palsu!!! #JengJengJeeng :’(

Ahh, sudahlah, untungnya banyak yang senasib dengan mimin. Umm, btw kok bisa senasib gitu yah? Jangan-jangan kita jodoh! Jadian yuks! :* #Halah #ApasihMin #Abaikan



Oke, kita move on! Abaikan Draconids!

Secarik Surat dari Bulan tuk Bumi

Dear Bumi ..

Ya, aku memang tak cukup lama mengenalmu, mungkin baru dua atau tiga malam lalu.

Aku tak mengetahui apa pun tentang mu, kecuali tentang cerita-cerita penuh canda tawa dan aksioma-aksioma idealis tuk meraih mimpi yang sering kamu bagi padaku.


Ya, mungkin hanya sebatas itu yang ku tau darimu.

Sungguh, aku tak pernah tau apa rencana Tuhan menautkan ku padamu, dalam keseimbangan gravitasi dan sentripetal.

Disini lah aku dan kamu, berjalan dalam orbit yang telah diciptakanNya, berjalan dalam hangatnya sinar mentari.

Di orbit itu kamu lah penunjuk jalan bagiku, namun kamu tak pernah memaksaku berjalan di belakangmu, mengikutimu.

Kadang aku mendahuluimu, kadang aku disisimu, kadang aku begitu lelah dan hanya mengikuti kemana kamu akan melangkah.

Masih kuat ingatanku, di sepanjang jalan itu kamu bercerita, tertawa dan menari dengan begitu ceria, mataku terbinar dan bibirku tersenyum melihat tingkah lucumu.

Ketika aku lelah dan cahayaku mulai redup, ingatan tentangmu selalu mampu menjadi purnama biru di meridian pandangku hingga aku benderang kembali.

Kini aku merasakan sesuatu yang sulit ku jabarkan. Mungkin aku menyukaimu, senyummu, tuturmu, simpatimu, semua tentangmu.

Mungkin kamu tak menyadarinya, aku selalu memperhatikanmu, aku butuh tuk dekat denganmu.

Kamu telah berdomisili di meridian pandanganku, wajahku telah terkunci tidal oleh kerlingmu, aku mencoba selalu dekat denganmu, mengorbitmu.

Entahlah, mungkin kamu tak akan bersuka jika mengetahui ini semua, aku pun tak ingin kamu tau apa yang ku rasa.

Aku terlanjur nyaman dengan label sahabat yang kamu berikan padaku, aku yakin kamu pun begitu.

Aku hanya ingin sedikit membalas arti yang kamu beri padaku, tak lebih.

Namun di hari ini, aku merasa ada yang berbeda darimu dan kita.

Aku tak mengenalmu se-friendly hari kemarin, aku tak mendapati kita sehangat kemarin.

Mungkin aku salah, mungkin kamu telah berhasil membaca perasaan janggal yang ku miliki.

Dan ku rasa gaya gravitasimu sengaja kamu kalahkan dengan gaya sentripetalku, hingga ada jarak konstan bahkan makin besar diantara kita.

Jika esok kita makin jauh, jika lusa kita tak lagi menyapa, jika entah kapan kita telah tak lagi saling mengenal, aku meminta maaf jika semua salahku.

Sincerely Bulan ..


sumber :  http://www.kalenderastronomi.com

Gerhana Bulan Total 10 Desember 2011

Bulan Berlatar Rasi Taurus. Sumber: Stellarium

Gerhana Bulan terjadi saat Matahari-Bumi-Bulan berada dalam satu garis lurus. Keadaan itu menyebabkan sinar Matahari yang seharusnya menyinari Bulan tersabotase oleh Bumi. Dengan kata lain, Bumi menghalangi Matahari untuk menyinari Bulan. Gerhana Bulan Total sendiri terjadi ketika seluruh penampang Bulan tertutupi oleh bayangan Bumi, lebih tepatnya oleh bayangan umbra Bumi.

Umbra dan Penumbra. Sumber: Sky & Telescope
Umbra adalah bayangan pusat atau inti yang gelap. Selain umbra ada pula Penumbra yang merupakan bayangan kabur di sekitar umbra.

Meskipun Bulan memasuki bayangan umbra yang gelap, Bulan akan tetap terlihat karena atmosfer Bumi merefraksikan sinar Matahari. Itulah pebabkan Bulan nampak suram berwarna merah kehitaman saat gerhana berlangsung.

Rabu, 23 November 2011

Pro Kontra Pendaratan Di Bulan by MadThohars

Pro Kontra Pendaratan Di Bulan by MadThohars
Pernah nonton Jejak Petualang? Tentu menyenangkan kalau kita bisa menjelajahi daerah-daerah yang ada di Indonesia. Atau pernah nonton Star Wars? Wah seperti apa yah rasanya menjelajah alam semesta ini?. Mungkin bagi sebagian orang menjelajah Indonesia jauh lebih masuk akal ketimbang menjelajah alam semesta. Jangan jauh-jauh alam semesta. Menjelajahi tata surya saja belum tentu bisa. Tapi apa menjelajah ruang angkasa hanya sekedar mimpi?
foto-pendaratan-di-bulan.jpg
Foto pendaratan di Bulan.
Mimpi dan harapan untuk menjelajah dan menemukan seorang teman di sudut semesta telah menginspirasi lahirnya film fiksi ilmiah selama bertahun-tahun. Impian menjelajah Tata Surya seringkali menghiasi imajinasi manusia. Bukan hanya mimpi memang yang bisa membuat kita berandai-andai berada di planet lain.

Nyatanya, ada banyak misi yang dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut. Tahun 1969, pesawat Apollo 11 berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan. Tentu kita semua ingat siapa itu Neil Amstrong, manusia pertama yang menjejakkan kaki di Bulan. Namanya menghiasi buku IPA di SD, SMP maupun SMA. Tak pelak peristiwa ini bisa dikatakan menjadi salah satu tonggak sejarah penting dunia IPTEK. Dengan demikian, impian untuk menjelajah lebih jauh lagi dari Bulan hanya menunggu waktu untuk direalisasikan. Setelah lebih dari tiga dekade terlewati, pro kontra masih membayangi peristiwa bersejarah itu
. Skeptisme muncul karena ada anggapan NASA-saat itu- belum memiliki teknologi yang memungkinkan pendaratan di Bulan. Era tahun 1969 merupakan masa dimana perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika belum berakhir. Tekanan “Perang Dingin” dengan Soviet membuat Amerika harus melakukan sesuatu untuk memenangkan perang tersebut. Terlebih lagi setelah Soviet berhasil mengorbitkan Yuri Gagarin. Karena itu bisa saja pendaratan Apolo 11 di Bulan hanya sebuah skenario politik untuk memenangkan perang dingin. Tapi kalau pendaratan itu palsu, harusnya Uni Soviet sudah menjadikan ini sebagai sebuah serangan balik bagi Amerika. Tapi sampai saat ini, bahkan saat histeria pendaratan itu terjadi, pihak Soviet tidak memberikan reaksi menyerang. Jika dilihat dari foto yang dipublikasikan memang ada beberapa hal yang aneh. Diantaranya foto yang memperlihatkan bendera tampak berkibar padahal di Bulan tidak ada atmosfer dan angin. Selain itu ada juga foto yang tidak memperlihatkan adanya satu bintangpun pada langit latar belakang Bulan yang gelap.

Inilah yang Terjadi Jika Kita Bergerak dalam Kecepatan Cahaya (Teori Relativitas)

Sudah hampir 100 tahun lamanya saat Einstein Pertama kali memperkenalkan kepada dunia tentang Theory of Special Relativity, dan sampai saat ini teori tersebut masih sebagai teori yang diterima oleh banyak orang di seluruh dunia. dalam teori tersebut juga memperlihatkan bagaimana dan apa yang akan terjadi jika manusia dapat membuat kendaraan yang bergerak mendekati atau bahkan melebihi kecepatan cahaya. dari yang apasih.com dapat ternyata teori inilah yang mengilhami serta membuat perjalanan lintas waktu dapat dilakukan. bagaimana teorinya? yuk kita simak.. :)



Sebenarnya ada banyak yang harus dipelajari terkait pertanyaan tadi. Tapi kita langsung saja melihat apa yang terjadi pada suatu benda saat kita membuatnya bergerak mendekati kecepatan cahaya. Ada tiga hal penting:

1. Kontraksi.
Ini akan terjadi pada semua orang. Jika kita bergerak mendekati kecepatan cahaya, lalu seseorang yang melihat kita, akan melihat kita mengecil. Tapi dari sisi kita, segala sesuatu yang kita lihat akan terlihat bergerak ke arah belakang kita mendekati kecepatan cahaya, dan juga seperti memiliki dimensi yang mengecil.

2. Melambatnya Waktu.
Fenomena ini disebut dilasi (dilation), dan lagi, ini terjadi pada semua orang. Artinya bahwa jika kita bergerak mendekati kecepatan cahaya, semua orang yang melihat kita akan melihat bahwa waktu akan berjalan lebih lambat untuk kita: arloji kita berjalan lebih lambat, umur kita melambat, detak jantung kita melambat, dst. Tapi kita juga melihat hal yang sama, umur orang-orang itu melambat, dst.

Tapi jika kita pergi dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dan lalu kita kembali ke bumi pada kecepatan bumi, kita akan menemukan fakta bahwa selama perjalanan kita, meski umur kita berjalan normal seperti biasa, yang terjadi di bumi lebih lama waktu yang telah terlewati.

SPEKTRUM BINTANG

Dalam astronomi, bintang dikelompokkan berdasarkan spektrumnya. Pengelompokan berdasarkan spektrum ini dilakukan karena spektrum bintang memberikan informasi yang sangat banyak, mulai dari temperatur sampai unsur-unsur yang terdapat dalam bintang.
Spektrum adalah hasil dari pembiasan gelombang elektromagnetik (contohnya cahaya). Pada dasarnya cahaya yang kita temukan sehari-hari – yang berwarna putih/bening – adalah gabungan dari berbagai warna. Warna-warna ini yang menunjukkan tingkat energi: merah menghasilkan energi yang paling rendah dan ungu menghasilkan energi paling tinggi.
Berdasarkan rumus
E = hf = hc/A
E = energi, h = konstanta Planck, f = frekuensi, c = kecepatan cahaya dan A = panjang gelombang,
maka gelombang berenergi besar memiliki frekuensi yang besar, dan sebaliknya panjang gelombangnya kecil. Informasi semacam ini yang diturunkan dengan berbagai pendekatan fisika, sehingga dalam penerapannya di Astronomi, spektrum bintang itu sangat penting.
Pengelompokan bintang dengan kelas spektral seperti klasifikasi Morgan – Keenan. Lihat gambar: