Sabtu, 02 Maret 2013

Bencana Sodom dan Gomorah dalam Logika Sains Geologi

Dalam kehidupan sosial manusia terdapat beberapa hal yang sering bertentangan antara sains dan hal penciptaan/kejadian. Paham agama yang menganut penciptaan alam atau suatu kejadian sebagai hal yang bersifat ”dogma” dan menganut sistem ”penyamarataan”, diterima dan disetujui begitu saja, dianggap benar, tanpa disertai pemikiran empiris berikut pembuktian. Namun banyak hal dalam kitab suci yang seiring dengan waktu bisa dibuktikan melalui sains, seperti pembentukan gunungapi dan proses terjadinya gempa. Demikian pula dengan bencana Sodom dan Gomorah yang terkenal itu. Cerita mengenai Sodom dan Gomorah dikisahkan di dalam Al-Quran maupun Injil adalah kisah dua kota yang namanya sangat identik dengan dosa, kemaksiatan, kemerosotan moral. Selama bertahun-tahun, cerita tentang apa yang menimpa mereka yang tinggal di dua kota itu menjadi perumpamaan tentang degradasi moral dan keimanan.

"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi." (QS Huud ayat 82)

Dua kota ini, Sodom dan Gomorah ada di ujung selatan Laut Mati (Sedom/Bahrat Lut) di wilayah sengketa Israel-Palestina dan Yordania saat ini. Di ujung barat-daya laut ini sekarang ada sebuah pegunungan bernama Usdom (Har Sedom/Jabal Usdum). Penggalian arkeologi tahun 1924 menemukan sisa-sisa kehidupan Zaman Perunggu Tengah (2000-1500 BC) yang prolific, lima mata air tawar, dan barisan benteng dengan banyak sekali peninggalan kebudayaan, begitu kayanya sehingga sering ditulis "like the garden of God" dengan perhitungan umur/dating absolut 2500-2000 BC. Berdasarkan itu, para ahli memutuskan bahwa Sodom dan Gomorah terletak di ujung selatan Laut Mati, terkubur dalam perairan dangkal di selatan Tanjung Al Lisan.

Dead Sea/Laut Mati (Yam Ha-Melah/Al Bahr Al Mayyit) dibatasi oleh Pegunungan Judea ke barat dan Plato Transyordania ke timur. Sangat kontras kedalamannya dengan 400 m di bagian utara dan makin mendangkal ke selatan sampai hanya 4 meter saja di tempat dimana diduga Sodom dan Gomorah terkubur.

Data geologi menunjukkan sesuatu yang menakjubkan. Laut Mati adalah tepat merupakan transform boundary terhadap Arabian Plate dalam hubungannya dengan Lempeng Afrika dan Eurasia. Bisa dipastikan, rift valley (lembah yang membuka) dan strike-slip fault (patahan gerak mendatar) membentuk cekungan Laut Mati. Lebih ke selatan lagi, kita akan takjub, ternyata Laut Mati dan Sungai Yordan yang mengalirinya adalah ujung utara sistem retakan di Bumi yang sangat terkenal: East African Rift Valley!! Memanjang dari Sungai Zambesi di Afrika Timur ke Laut Merah ke Sungai Yordan. Gambar 1 (Lihat juga entry saya sebelumnya tentang Rifting di Afrika Timur).