Penciptaan alam semesta telah dijelaskan dalam Alquran pada 14 abad silam.
“Dan,apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?“ (QS al-Anbiyaa':30).
Pada hampir 14 abad lalu, ayat di atas menjadi satu di antara firman Allah yang turun kepada Rasulullah SAW dengan muatan sains.
Ayat tersebut menjelaskan asal-muasal langit dan bumi yang mulanya satu dan kemudian dipisahkan.
Teori big bang atau ledakan besar yang dikemukakan pada abad ke-20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Alquran di atas.
Penjelasan mengenai penciptaan alam semesta itu telah dijelaskan dalam Alquran pada 14 abad silam ketika belum ada teknologi yang menunjang penelitian astronomi dan bahkan sang penerima wahyu, Rasulullah SAW, adalah sosok yang tak mengenal baca-tulis, apalagi astronomi.
“Dan,apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?“ (QS al-Anbiyaa':30).
Pada hampir 14 abad lalu, ayat di atas menjadi satu di antara firman Allah yang turun kepada Rasulullah SAW dengan muatan sains.
Ayat tersebut menjelaskan asal-muasal langit dan bumi yang mulanya satu dan kemudian dipisahkan.
Teori big bang atau ledakan besar yang dikemukakan pada abad ke-20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Alquran di atas.
Penjelasan mengenai penciptaan alam semesta itu telah dijelaskan dalam Alquran pada 14 abad silam ketika belum ada teknologi yang menunjang penelitian astronomi dan bahkan sang penerima wahyu, Rasulullah SAW, adalah sosok yang tak mengenal baca-tulis, apalagi astronomi.