Dalam kehidupan sosial manusia terdapat beberapa hal yang sering
bertentangan antara sains dan hal penciptaan/kejadian. Paham agama yang
menganut penciptaan alam atau suatu kejadian sebagai hal yang bersifat
”dogma” dan menganut sistem ”penyamarataan”, diterima dan disetujui
begitu saja, dianggap benar, tanpa disertai pemikiran empiris berikut
pembuktian. Namun banyak hal dalam kitab suci yang seiring dengan waktu
bisa dibuktikan melalui sains, seperti pembentukan gunungapi dan proses
terjadinya gempa. Demikian pula dengan bencana Sodom dan Gomorah yang
terkenal itu. Cerita mengenai Sodom dan Gomorah dikisahkan di dalam
Al-Quran maupun Injil adalah kisah dua kota yang namanya sangat identik
dengan dosa, kemaksiatan, kemerosotan moral. Selama bertahun-tahun,
cerita tentang apa yang menimpa mereka yang tinggal di dua kota itu
menjadi perumpamaan tentang degradasi moral dan keimanan.
"Maka
tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
(terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi." (QS Huud ayat 82)
Dua
kota ini, Sodom dan Gomorah ada di ujung selatan Laut Mati
(Sedom/Bahrat Lut) di wilayah sengketa Israel-Palestina dan Yordania
saat ini. Di ujung barat-daya laut ini sekarang ada sebuah pegunungan
bernama Usdom (Har Sedom/Jabal Usdum). Penggalian arkeologi tahun 1924
menemukan sisa-sisa kehidupan Zaman Perunggu Tengah (2000-1500 BC) yang prolific, lima mata air tawar, dan barisan benteng dengan banyak sekali peninggalan kebudayaan, begitu kayanya sehingga sering ditulis "like the garden of God"
dengan perhitungan umur/dating absolut 2500-2000 BC. Berdasarkan itu,
para ahli memutuskan bahwa Sodom dan Gomorah terletak di ujung selatan
Laut Mati, terkubur dalam perairan dangkal di selatan Tanjung Al Lisan.
Dead Sea/Laut
Mati (Yam Ha-Melah/Al Bahr Al Mayyit) dibatasi oleh Pegunungan Judea ke
barat dan Plato Transyordania ke timur. Sangat kontras kedalamannya
dengan 400 m di bagian utara dan makin mendangkal ke selatan sampai
hanya 4 meter saja di tempat dimana diduga Sodom dan Gomorah terkubur.
Data geologi menunjukkan sesuatu yang menakjubkan. Laut Mati adalah tepat merupakan transform boundary terhadap Arabian Plate dalam hubungannya dengan Lempeng Afrika dan Eurasia. Bisa dipastikan, rift valley (lembah yang membuka) dan strike-slip fault
(patahan gerak mendatar) membentuk cekungan Laut Mati. Lebih ke selatan
lagi, kita akan takjub, ternyata Laut Mati dan Sungai Yordan yang
mengalirinya adalah ujung utara sistem retakan di Bumi yang sangat
terkenal: East African Rift Valley!!
Memanjang dari Sungai Zambesi di Afrika Timur ke Laut Merah ke Sungai
Yordan. Gambar 1 (Lihat juga entry saya sebelumnya tentang Rifting di
Afrika Timur).
Saat Lempeng Arab bergerak ke timur, Laut Merah membuka dengan mekanisme incipient sea floor spreading atau dasar laut yang pecah-membuka. Ke arah utara, rifting Laut Merah bercabang dua splay, ke barat-laut membentuk Teluk Suez, ke timur-laut membentuk Teluk Akaba-Laut Mati-Sungai Yordan. Rift Teluk Suez kemudian aborted (mati), seperti aulacogen berhubungan dengan collision African Plate vs. Anatolian Plate, sementara Teluk Akaba-Laut Mati-Yordan aktif.
Bisa diyakini, bahwa Laut Mati adalah cekungan akibat sesar tarikan jenis pull-apart basin
berbentuk rhombohedral, merupakan blok yang tenggelam diapit dua
patahan/sesar besar, yaitu Sesar Moab dan Sesar Yudea. Air dari Laut
Mati tidak keluar ke Teluk Akaba karena sebuah tinggian Dataran Tinggi
Negev. Endapan sedimen di sekitar Laut Mati terdiri atas endapan khas
Timur Tengah: gipsum, rock-salt, clay, marl, evaporite,
karbonat, lempung tebal. Endapan aspal ditemukan di mana-mana dan sejak
zaman dahulu telah biasa digali dari sumur untuk memperolehnya.
Bencana
di Sodom dan Gomorah, berdasarkan data Kitab Suci, arkeologi, dan
geologi, adalah sangat mungkin karena adanya gempa di jalur patahan
jenis strike-slip fault (patahan gerak mendatar) serta keluarnya mud-volcano (seperti lumpur panas Sidoarjo). Sebuah gempa membentuk vertical wrench fault yang memecahkan/membocorkan tutupan lumpur bertekanan tinggi (sealing overpressured shales) di perut bumi yang plastis dan buoyant.
Release tekanan itu mengekspulsi pore fluids, air, minyak, gas dan
semua materi di sekitar Teluk Mati termasuk garam dan aspal. Semuanya
keluar ke permukaan!!
Di dekat patahan/sesar, lempung/clay menjadi liquefied dan buoyant dan akan ter-ekstrusi (keluar) melalui zona rekahan patahan/sesar sebagai mud diapir dan mud volcano,
muncul ke permukaan lengkap dengan material ekstrusinya. Sebuah letusan
mud volcano bisa sangat katastrofik/merusak. Letusan mud volcano di
Waimata Valley Selandia Baru bisa mengerupsi 100.000 ton viscous mud
hanya dalam waktu sejam. Banyak mud volcano di Timor ('poton' mereka
menyebutnya) benar-benar mengeluarkan api dan gelegar petir. Sebuah
poton besar di Pulau Kambing Utara Timor sulit membedakannya dengan
sebuah gunungapi magmatis.
Begitulah,
saat subuh 4.000 tahun yang lalu, Allah SWT yang sudah murka melihat
kemaksiatan, kejahatan moral penduduk Sodom dan Gomorah, menciptakan
bencana geologi di sekitar Laut Mati untuk memporakporandakan,
menggulingkan, membolak-balikkan (dengan gempa) dan membakar kota ini
menghujaninya dengan batu, lumpur, api, belerang, aspal, dan garam
lumpur (dengan letusan gununglumpur/mud volcano). Istri Luth yang masih
berat hati meninggalkan Sodom dan Gomorah, tewas dalam pelarian,
tubuhnya mengerak tertutup garam lumpur. Sementara Nabi Luth a.s dan
pengikutnya selamat.
Di selatan Laut Mati itu, banyak pilar
garam, sisa endapan erupsi, dan orang-orang di sana menyebutnya dengan
istilah "istri Lot/Luth". Surat Hud Juz XII ayat 69-83 di Al Qur'an dan
Kitab Kejadian 19 di Alkitab (Bible) menceritakan kejadian itu dan sains
geologi tampaknya berhasil membuktikan kebenaran logikanya.
Banyak
sekali dari kalangan sains berusaha melakukan pembuktian berkenaan
dengan pemahaman penciptaan atau kalam kitab suci lewat teori empirik.
Dan tampaknya lafal ”Kun Fayakun”
tidak sekedar ”Jadi! Maka Jadilah!”, selama manusia masih memiliki akal
dan logika, semua kejadian di alam fana ini tampaknya akan bisa
dijelaskan melalui metode empirik dan/atau logika sains. Contoh lain
adalah teori tentang pembentukan alam semesta - berikut bumi sebagai
planet tempat manusia.
Menurut kitab suci (Al-Quran dan Bible):
“Bumi terbentuk dalam waktu 6 hari”. (Al-A’raf 54, Al-Hadid 4, Yunus 3, Huud 5, Al-Furqan 59).
Menurut kitab geologi :
Batuan
tertua di bumi dan batuan meteorit 4,6 x 1.000.000.000 tyl. berdasarkan
data pertanggalan radioaktif unsur Uranium --> bahan yg dianalisa
sudah dalam bentuk batuan/padat --> Pertanyaannya: Bagaimana dan
kapan batuan ini terbentuk? Bagaimana prosesnya?
Pembuktian
empirik melalui proses waktu yang cukup lama, diawali dari reaksi kimia
dalam bentuk gas, dengan temperatur dan tekanan tinggi berubah menjadi
larutan/cair pijar dan ketika terjadi penurunan tekanan dan temperatur
melalui proses pembekuan berubah menjadi padat, ketika dilakukan
perhitungan umur absolut (dating)
menghasilkan umur fasa padat 4,6 x 1.000.000.000 tyl. Jadi lama proses
dari reaksi kimia (gas) menjadi padat adalah 4,6 x 1.000.000.000.
Sementara jika dikaitkan dengan waktu pembentukan bumi sebagai 6 hari
waktu Tuhan. Jika 4,6 x 1.000.000.000 kita anggap sebagai waktu Tuhan
maka masih ada selisih 1,5 x 1.000.000.000 waktu Tuhan. Berarti sebelum
bumi mencapai masa padatnya sangat mungkin terdapat fasa lain, yaitu
fasa gas dan cair, beberapa ahli berpendapat sebelum mencapai fasa padat
bumi melalui fasa gas dan cair dahulu. Jika kita kaitkan dengan “angka
waktu Tuhan” :~ 1,5 x 1.000.000.000 tahun adalah merupakan masa bumi
masih berupa fasa gas dan cair. Maka, (4,6 x 1.000.000.000) + (1,5 x
1.000.000.000) = 6 x 1.000.000.000 . Jadi, 6 hari waktu Tuhan = 6 x
1.000.000.000. Wallahu alam.
Demikianlah salah satu upaya manusia dalam mencari kebenaran melalui logika sains.
Masih
banyak hal-hal lain yang berkenaan dengan hal penciptaan dalam kitab
suci (agama) yang masih belum banyak terkuak melalui metode sains
empirik. Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Kita sebagai makhluk
ciptaan-Nya hanya bisa berusaha untuk memahami semua ciptaan-Nya.
Semoga bermanfaat menambah keimanan kita bahwa kitab suci itu is really truly truth!!
Sumber: Kompilasi dari Tulisan Awang Satyana, IAGI, Mailing List dan sumber lainnya.
Sabtu, 02 Maret 2013
Bencana Sodom dan Gomorah dalam Logika Sains Geologi
10.00
Genesa Bajul Kesupen
No comments
0 komentar:
Posting Komentar